18 01 2010

Kerinduan Cinta

biarkan aku berenang dalam danau cintaMu

biarkan aku tenggelam dalam samudera kasihMu

biarkan aku merasakan derasnya arus sungai rinduMu

meski bukan hanya aku

berikanlah aku ruang yang indah walau hanya di sudut kecil hati kekuasaanMu

berikanlah aku secercah harapan penerimaanMu walau hanya setitik dari keseluruhan cahayaMu yang tak dapat kuperkirakan habisnya

berikanlah aku sedikit pancaran sumber sayangMu sehingga dapat menghilangkan kehausan jiwaku yang telah berciri dahaga

berikanlah aku lembutnya sentuhanMu seperti rintiknya gerimis yang menyiram kalbuku yang telah kering

meski bukan hanya aku

0

blank..blank

hanya blank

kosong..kosong

hanya kosong

knapa blank?

tak ada yang beres

tak ada tujuan yang jelas

masalah tak terselesaikan

senyumpun tak bisa berkembang

oh…blank

oh…kosong

knapa kosong?

karena penuh

Deklinasi

Air mata mengalir bagai air

Dalam gelap relungi transisi

Dalam sadar lupa diri

Tak yakini posisi dalam geometri

Itulah kompensasi setiap nafsi

Eksplor misteri dalam Intisari

Bangun konsepsi demi konvergensi

Kolostrum

Hadirmu dalam cerebrum hanya saat  duka menempa

Sosokmu tak pernah terbentuk dalam kornea ketika bersuka

Betapa pantas dihinadinakan olehmu

Mengingat segala lara yang mempertaruhkan nyawa

Sejak kolostrum mengalir dalam sendi-sendi syaraf raga

Pertautan hati dan rasa akan tetap terjaga selamanya

Ketulusan dan kemesraan tanpa komisi yang kau berikan

Meski insyaf akan kasihmu, kadang hanya sementara

Kasih dan panjatan asa selalu mengitari di manapun berada

Akankah diri mampu membalas segala dengan segenap jiwa

Kini hanya bisa mendoa:

“semoga bahagia sampai akhir hayatnya

dan selamat di akheratnya”.

Grafik

Garis nasib tak pernah linier

Arus takdir selalu bergelombang

Bahkan meruncing seperti bangun kerucut

Pendakian satu titik puncak rumit

Haluan harus berkali-kali terlampaui

Lingkar yang tak berjari-jari

Masa yang tak pasti kuantitasnya

Ujung  tertinggi sebagai parameter daya

Linear bayang mesti tergambar dalam bidang cartesius

Alur laku mewujud gradasi yang menarik dalam grafik

Rumus

Matematikawan berkata “hidup itu rumus”

formal!

formalis!

formalitas!

terciptalah manusia kesepian dalam keramaian

Sastrawan berkata “hidup itu pendobrakan”

keliaran dalam bingkai etika

tampak pelangi meski buta warna

sekedar goresan menjelma lukisan

terciptalah manusia bebas dalam kurungan!

Di antara

Wahai bundar  yang gagah di atas sana

tahukah kamu?

Pikirku mengawang dalam kilauan cahayamu

Alam sadarku berkejaran dalam sela pancaranmu

Jalanku gelap di bawah sinarmu yang nyaris sempurna

Arahku kian pudar seiring bentukmu yang makin nyata

Pendar-pendar angin meleraikan setiap sengal nafas lamunanku

Akankah molekul-molekul dari setiap percik air kan membuat lagi utuh dan kukuh?

Ataukah dimensi akan selalu menjadi  rapuh

Pinta

Tuhan

Sekali-kali jangan Kau campakkan aku

Tetapkan hati untuk tak lupa padaMu

Tuntunlah langkah tuk slalu pada jalanMU

Dzikirkanlah pikir tuk memaknai ayat-ayatMU

Kalimat-kalimat penunjuk cinta mewarnai irama kehidupan

Perilaku-perilaku kepatuhan menjadi ciri ketakwaan

Tingginya puncak keyakinan indikasi pengabdian

Luasnya lapang kepasrahan menandakan keikhlasan

Ya Rabb, penuhi setiap tarikan nafas dan detik pergantian waktu dengan keridhoan

Firdaus

tanganku terlalu pendek untuk menjangkaumu

sayap terlampau tinggi menerbangkan anganku tuk meraihmu

telapakku teramat kecil tuk bisa menggenggammu erat

lenganku lumpuh sekedar mendekapmu dekat dengan pusat nadi

angin terlalu kencang menggoyahkan kaki guna menyanggamu

semangatku terlalu kuat untuk dipatahkan

keyakinanku terlalu tebal untuk ditembus

hatiku terlalu keras untuk dirajuk

jalan fikiranku terlanjur lurus untuk dibelokkan

pandangku terlalu tajam untuk dibutakan

dunia masih terlalu lebar untuk  keputusasaan

segala petunjuk akan kutempuhi

segala arah akan aku datangi

segala posisi akan aku singgahi

Tak ada yang lebih berharga darimu

Sifatmu yang kekal dan penuh rayu

Akumulasi

Hari-hari meniti mimpi bersama mentari

Memenuhi lubang-lubang rajutan yang masih perlu diisi

Saling melengkapi ketaksempurnaan yang pasti

Saat kau tak yakin akan kehilangan, sesuatu yang mesti dan pasti pergi

Saat kau rasa tak punya penopang hidup tuk bersandar

Saat semua beban terhimpit di segala organ tubuhmu yang tak lagi kekar

Satukan langkah, berjalan beriring melawan badai yang setiap saat datang

Pijakkan kaki di bumi dengan tegap, agar kekuatan tumbuh dengan tetap

Berserahlah kepada sang Maha Pemilik segala


Aksi

Information

Tinggalkan komentar